Tahitian Noni Vs COCKSITIS TBC
Akhir dari sebuah penderitaan
Ratnasari Ayudia
Akhir 2007 adalah awal dari penderi-taan hidup saya. ratnasari Ayudia (52 tahun), karena divonis menderita penyakit infeksi tulang pinggul (cocksitis TBC). Sejak saat itu saya hanya bisa terbaring lemah. Berdiri harus dibantu. Padahal, sebelumnya saya adalah orang yang aktif.
Penderitaan itu membuat saya stress. Berat badan menyusut dari 66 kg jadi 48 kg. Berbagai cara saya tempuh untuk kesembuhan, tapi keputusasahanlah yang selalu menghampiri pikiran saya, karena hasil pemeriksaan laboratorium tidak mengalami kemajuan.
Sampai suatu hari, saya dihampiri seorang rekan, yakni Indrayanti, yang memperkenalkan Tahitian Noni Juice (TNJ) kepada saya. Puji Tuhan, niat baik ibu Indrayanti yang datang dari Jakarta ke Bandung hanya untuk memberikan saya TNJ berbuah manis. Sejak saya mengonsumsi TNJ pada awal Juni lalu, kesehatan saya mulai pulih. Bahkan hasil pemeriksaan laboratorium saya berubah drastis.
Awalnya Laju Endap Darah (LED) saya mencapai angka 80. Sejak saya mengonsumsi TNJ 1 sloki pagi dan 1 sloki malam selama 1 bulan, LED saya perlahan mulai turun. Yang tadinya 26 menjadi 24. Dua bulan kemudian turun lagi menjadi 23. Yang luar biasa, sete-lah tiga bulan mengonsumsi TNJ, akhirnya LED mencapai angka normal 8, akhir penan-tian selama dua setengah tahun yang saya jalani dengan meminum obat TBC dan lain-lain, yang tak membawa hasil.
Kejadian ini sempat membuat suami saya, yang juga seorang dokter merasa heran. "Kok bisa ya,"katanya. Sampai-sampai suami saya menganjurkan agar saya selalu mengkonsumsi TNJ. Saya merasa berterimakasih kepada TBJ yang telah menyembuhkan saya.
"Kejadian ini sempat membuat suami saya, juga seorang dokter merasa heran, Kok bisa, ya, katanya."
TBC
Stop Batuk, tubuh pun berenergi
Pitoyo
Nama saya Pitoyo, 81 tahun. Saya pensiunan ABRI, menderita TBC sejak Januari 2006. Menurut dokter, paru-paru saya penuh bercak. Ini karena efek kebiasaan merokok. Ketika sakit menyerang, tubuh saya lemas, berdiri saja sulit apalagi berjalan. Batuk tak bisa berhenti, nafas tersengal-sengal. Bahkan pernah, selama lima hari saya tak bisa makan dan buang air besar.
Saya mengonsumsi tujuh macam obat dokter selama enam bulan. Baru dua kali minum timbul gatal-gatal di tubuh. Saya lalu mencoba TNJ dari ibu Maria Indrayanti. Dia menyarankan agar mengonsumsi TNJ 3x 50ml dalam sehari. Alhamdulillah dalam waktu 3 hari, batuk berkurang, begitu juga dengan sesak nafas yang menyiksa. Dalam waktu seminggu batuk dan sesak nafas hilang total. Tubuhpun kembali berenergi. Tidur nyenyak dan nafsu makan jadi normal.
Pada botol TNJ kedua, kondisi tubuh benar-benar prima, bahkan saya sanggup jalan-jalan ke Bandung bersama keluarga. Saya merasa bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan TNJ, juga para pendiri TNJ yang selalu berusaha meringankan penderitaan dengan temuan-temuannya.
Pengalaman ini lalu saya ceritakan kepada teman-teman, antara lain Ny. Mayjen Hardoyo, 76 tahun, yang menderita osteoporosis dan Kolonel Sujak, 83 tahun, yang sulit berjalan dan tak dapat tidur. Kini keduanya sudah menikmati hidup sehat bersama TNJ.
"Saya merasa bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan TNJ, juga para pendiri TNJ yang selalu berusaha meringankan penderitaan dengan temuan-temuannya."
Label: TBC
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar