Kanker Paru-paru

on Kamis, 19 November 2009

Syaenan

Meminimalisir Efeknya






Namaku Syaenan, saya ingin mengisahkan perjuangan istri saya Ike Herawati melawan kanker paru yang dideritanya sejak Desember 2007 hingga kini.



Kulit menghitam akibat efek kemoterapi yang biasa terjadi, tidak ditemui pada dik Ike. Jujur perbedaan ini kami yakini, merupakan hasil konsumsi TNJ yang dilakukan istriku. Walau perontokan ranmbut tetap tak bisa dihindari, namun kami merasa bersyukur bahwa penderitaan istriku tidak sehebat pasien lain.



Kanker paru yang merongring kesehatan istriku bermula ketika batuk selama tiga minggu tak kunjung sembuh. Jalur medis kami tempuh, dokter mendiagnosa dik Ike terkena TBC. Tapi itupun baru dugaan. Setelah dua bulan berselang, sesak nafas di Ike bertambah parah. Untuk berjalan 10 meter saja, ia sudah ngos-ngosan.



Semua tes dilakukan oleh dokter. Sampai CT scan, bahkan cairan di paru2 disedot dan diteliti. Singkat cerita dik Ike mengidap kanker paru stadium 3 B.



Semakin hari penderitaan dik Ike bertambah saja. Nafsu maknnya hilang, sesak nafas terus ia alami tak henti-henti. Sampailah kami kepada keputusan kemoterapi, setelah sejumlah langkah alternatif kami tempuh dan tak berbuah hasil.



Sebelum kemo terapi, kami telah dikenalkan dengan TNJ. Dengan dosis 2x250cc (saat itu), kami rutin memberikan dik Ike. Alhamdulillah setelah kemoterapi tahap pertama selesai, dik Ike tidak mengalami kegosongan kulit . Saya yakin bahwa itu merupakan efek dari TNJ. Merasa terbantu soal stamina dan daya tahan tubuh dik Ike saya terus memberikan TNJ kepada dik Ike. Sampai suatu saat saya mengikuti Healtn Talk dan saya konsultasikan kepada dr. Amarullah sehingga mendapatkan dosis yang benar 3 x 30 cc sehari.



Hal yang mendasari keyakinan saya akan khasita TNJ adalah, pengalaman teman di Rumah sakit yang mengalami hal yang sama. Awalnya mereka juga ikut mengonsumsi TNJ, namun setelah 10 botol mereka berhenti. Yang kami lihat saat ini, rekan kami itu semakin drop saja kesehatannya pasca kemoterapi, bahka nafsu makan terus tergerus, tubuhnya semakin kurus dan kulitnya berangsur-angsur hitam. Alhamdulillah, hal itu tidak terjadi kepada dik Ike. Saya bersyukur tidak memutuskan perawatan dik Ike dari TNJ.



Setelah menjalani kemoterapi sebanyak 6 kali dan tetap mengonsumsi TNJ, kesehatan dik Ike berangsur membaik. Bahkan ia mampu berjalan sejauh 500 meter tanpa ngos-ngosan. Keceriaannya kembali menyeruap di rumah kami. Semoga Allah SWT benar-benar mengangkat penyakit dik Ike, dan semoga TNJ adalah mediasi tepat yang diberikan Allah SWT dalam menyembuhkan penyakit istriku tercinta. Amin.



Sumber: Testimony 2009 "mereka berkata" TNI Indonesia

0 komentar:

 
© free template by Blogspot templates